5 Daftar Band Indie Bandung yang Terkenal, Kamu Udah Tau Belum?

band indie bandung

Disclaimer: Dilarang menyalin sebagian maupun seluruhnya dari konten artikel ini tanpa sepengetahuan dan seizin penulis/admin. Untuk keperluan konten silahkan kirimkan email ke hexjuice.seo@gmail.com

Bandung, kota kembang yang terkenal dengan kulinernya yang lezat, wisata alamnya yang indah, dan budayanya yang kaya, juga merupakan surga bagi para pecinta musik. Kota ini telah melahirkan banyak musisi dan band legendaris yang mendunia, dan tak lupa pula komunitas indie yang vibrant dan melahirkan banyak band indie berkualitas.

Bagi kamu yang ingin menjelajahi kekayaan musik indie Bandung, artikel ini adalah panduan yang tepat! Berikut ini, 5 band indie asal Bandung yang wajib kamu dengar dan temukan musik mereka yang unik dan penuh talenta.

1. Bottlesmoker

Sejak tahun 2005, Bottlesmoker telah mendobrak batas musik elektronik di Indonesia dengan aliran indietronic instrumental yang terbilang unik. 

Berawal dari eksperimen di sebuah kamar tidur, duo Anggung ‘Angkuy’ Suherman dan Ryan ‘Nobie’ Adzani ini melahirkan karya musik yang berani dan berbeda, jauh dari gempuran musik techno house yang populer di masanya. 

Kegigihan mereka membuka jalan bagi musisi lain untuk berkarya dengan cara mereka sendiri, melahirkan genre bedroom music yang kini digemari banyak orang.

Mereka, Angkuy dan Nobie rupanya mampu menciptakan musik hanya dari dalam kamar saja. Kala itu, hal ini menjadi cara yang tidak terlalu lazim, di saat kebanyakan musisi merekam karya mereka di studio rekaman. 

2. Heals

Lahir di Bandung pada tahun 2013, Heals hadir dengan alunan musik alternative rock/nu-gaze yang menenangkan jiwa. Dibentuk oleh lima musisi muda berbakat, Alyuadi Febryansyah (gitar, vokal), Reza Arinal (gitar, vokal), Octavia Variana Lantang (bass, vokal), Muhammad Ramdhan (gitar), dan Adi Reza (drum), Heals menjelma menjadi salah satu band shoegaze terdepan di Bandung.

Nama Heals dipilih karena mencerminkan visi mereka untuk menyembuhkan pendengarnya melalui alunan musik yang penuh perasaan. Mereka ingin karyanya menjadi obat bagi jiwa di tengah hiruk pikuk kehidupan modern. 

Genre shoegaze/nu-gaze yang diusung Heals menghadirkan perpaduan melodi yang indah dan distorsi gitar yang khas, menciptakan atmosfer yang menenangkan dan membangkitkan emosi.

Heals telah berkembang pesat di kancah musik Bandung, menjadi primadona di antara para pecinta musik shoegaze. Pertunjukan mereka selalu memukau, membawakan para penonton pada perjalanan musik yang penuh makna dan perasaan.

Bagi para penikmat musik yang mencari melodi yang indah dan atmosfer yang menenangkan, Heals adalah pilihan yang tepat. Band ini adalah bukti nyata kekayaan musik independen Bandung yang terus melahirkan talenta-talenta baru dan inovatif.

3. Ikkubaru

Ikkubaru, band asal Bandung yang dibentuk pada tahun 2011 ini, membawa angin segar ke dunia musik Indonesia dengan genre ’80s Japanese Pop’ atau yang dikenal sebagai City Pop. Terinspirasi oleh musik era 80-an Jepang yang ceria dan penuh nostalgia, Ikkubaru berhasil memikat hati para penikmat musik di tanah air maupun mancanegara.

Popularitas Ikkubaru di Jepang tak perlu diragukan lagi. Mereka telah berkolaborasi dengan banyak musisi ternama Jepang dan melakukan tur di Negeri Sakura sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 2015, 2016, dan 2017. Kesuksesan mereka di Jepang dibuktikan dengan perilisan album debut mereka, “Amusement Park”, di bawah label rekaman Hope You Smile Records.

Karya-karya Ikkubaru tak hanya digemari di Jepang, tetapi juga di berbagai negara di Asia dan Eropa. Lagu-lagu mereka yang catchy dan penuh semangat, seperti “Tokyo Sunrise” dan “Summer Breeze”, mampu membangkitkan keceriaan dan membawa para pendengarnya ke dalam suasana City Pop yang ikonik.

Bagi para pecinta musik yang ingin merasakan nostalgia era 80-an Jepang dan menikmati alunan musik yang ceria dan penuh semangat, Ikkubaru adalah pilihan yang tepat. Band ini adalah bukti nyata bahwa musik Indonesia mampu bersaing di kancah internasional dan memikat hati para penikmat musik dari berbagai belahan dunia.

4. Mocca

Berawal dari band kampus di Institut Teknologi Bandung (ITB), Mocca telah menjelma menjadi salah satu band pop ternama di Indonesia. Dibentuk oleh empat musisi berbakat, Arina Epiphania (vokal), Riko Prayitno (gitar), Achmad Pratama (bass), dan Indra Massad (drum), Mocca telah memikat hati pendengar selama lebih dari dua dekade.

Alunan musik Mocca yang catchy dan penuh makna telah menjadi soundtrack bagi banyak orang di Indonesia. Hits mereka seperti “Hanya Kamu”, “I’m Yours”, dan “Cinta Dalam Sepucuk Surat” selalu diputar di radio dan dinyanyikan oleh para penggemar.

Kemampuan musikal Mocca tak perlu diragukan lagi. Mereka telah meraih berbagai penghargaan bergengsi, termasuk Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards. Tak hanya itu, Mocca juga telah berkolaborasi dengan sederet musisi ternama dari berbagai negara, seperti Malaysia, Jepang, dan Korea.

Kesuksesan Mocca tak hanya diukur dari popularitas dan penghargaan yang diraih, tetapi juga dari konsistensi mereka dalam berkarya. Selama lebih dari dua dekade, Mocca terus melahirkan lagu-lagu baru yang berkualitas dan relevan dengan zaman. Mereka telah menjadi salah satu ikon musik pop Indonesia yang tak lekang oleh waktu.

Mocca adalah pilihan yang tepat. Band ini adalah bukti nyata bahwa mereka mampu bertahan dan tetap kompak sama lebih dari 2 dekade di tengah gempuran musik global.

5. The SIGIT

The SIGIT, band rock asal Bandung yang dibentuk pada tahun 2002, siap memulai babak baru dengan formasi baru. Donar Armando, Farri Icksan, dan Rekti Yoewono, tiga personel asli The SIGIT, menyambut dua anggota baru: Absar Lebeh dan Aghan Sudrajat.

Perubahan ini sekaligus menandakan hengkangnya Adit Bagja, sang bassist legendaris, yang digantikan oleh Aghan Sudrajat. Aghan bukanlah nama baru di kancah musik independen, ia dikenal sebagai bassist Monkey to Millionaire. 

Sementara Absar Lebeh, yang sebelumnya bergabung sebagai additional player gitaris, kini menjadi anggota resmi The SIGIT. Dia juga aktif sebagai gitaris Mooner dan Ali.

Formasi baru ini menjanjikan karya musik yang segar dan penuh petualangan. Para penggemar The SIGIT, yang dikenal dengan sebutan Insurgent Army, sudah tak sabar menantikan album terbaru mereka.

The SIGIT telah menorehkan banyak prestasi selama perjalanan karir mereka. Tiga album, dua EP, dan beberapa single telah mereka ciptakan. Lagu-lagu hits mereka seperti “Black Amplifier”, “Conundrum”, “Owl and Wolf”, “Detourn”, dan “All the Time” selalu digemari para penikmat musik rock. 

Tak hanya di Indonesia, The SIGIT juga telah menunjukkan kemampuan mereka di kancah internasional dengan melakukan tur ke Australia dan Amerika Serikat.

Perubahan formasi ini menjadi bukti bahwa The SIGIT tak pernah berhenti berevolusi. Mereka selalu siap beradaptasi dan menghadirkan musik yang sesuai dengan zaman. 

Band-band yang telah dibahas dalam artikel ini hanyalah sebagian kecil dari kekayaan musik independen Bandung yang luar biasa. Jadi, dukunglah keberadaan musisi lokal dengan mendengarkan lagu mereka, menghadiri konser mereka, dan membeli karya-karya mereka.

Share this post

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart

No products in the cart.